Kamis, 28 Maret 2019

Adab Berkomunikasi Kepada Orang Lain Menurut Pandangan Islam




Berbicara merupakan karunia luar biasa yang diberikan Allah saw kepada seluruh manusia. Berbicara bukanlah hal yang sulit. Setiap hari kita berbicara, setiap hari kita berkomunikasi. Sejak bangun tidur sampai menjelang tidur lagi kita sering berbicara dan berkomunikasi. Bahkan sejak lahir kita sudah berbicara. Menangis, tertawa, teriak adalah bentuk berbicara yang telah kita lakukan sejak bayi. Ketika kita berdoa, misalanya, sesungguhnya kita sedang berbicara dengan Allah saw.

Berbicara dan berkomunikasi adalah kebutuhan setiap insan. Oleh sebab itu, bicara dan komunikasi yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman akan membawa dampak positif  serta mendatangkan beragam kebaikan dan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Dan sebaliknya, kesalahan dalam berbicara dan berkomunikasi akan membawa dampak negatif yang sangat besar baik dalam tatanan kehidupan bernegara, bermasyarakat maupun keluarga.

Betapa banyak konflik yang terjadi antar desa, karyawan dengan atasannya karena perkataan dan tidak adanya komunikasi yang baik. Tidak sedikit problema dalam rumah tangga muncul disebabkan oleh kata-kata dan kurangnya komunikasi antar pasangan. Dan berapa banyak masalah antara anak dan orang tuanya timbul disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik.

Adab-adab dalam berbicara dan berkomunikasi

Oleh karena pentingnya masalah ini, maka Islam dengan kesempurnaannya tampil untuk memberikan tuntunan dan rambu-rambu dalam melakukan aktivitas berbicara dan berkomunikasi ini, agar mampu mendatangkan banyak kebaikan baik di dunia lebih-lebih di akhirat nanti. Diantara adab-adab dalam berbicara dan berkomunikasi yang perlu kita perhatikan serta hendaknya kita mengajarkannya kepada anak-anak kita adalah sebagai berikut;

1.Merendahkan suara saat berbicara
Ya, Hukum asal dalam berbicara hendaknya dengan suara rendah tanpa meninggikan suara kecuali jika dibutuhkan. Misalnya ketika seorang khotib berkhutbah, maka pada saat ini dianjurkan untuk meninggikan suara sebagaimana Nabi  apabila berkhutbah meninggi suaranya, memerah wajahnya seakan-akan komandan yang sedang memperingatkan para prajuritnya.
Perhatikanlah firman Allah saw ketika menceritakan kisah Luqman di saat beliau menasehati putranya, “Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 9).

2.Berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa era globalisasi ini telah banyak ikut andil dalam upaya pengrusakan jati diri dan akhlak kaum muslimin terutama para kaula mudanya.

Realita membuktikan akan kebobrokan akhlak sebagian para remaja. Hal ini tampak pada pergaulan mereka, gerak-gerik dan tutur kata mereka yang kasar dan jauh dari norma keislaman. Oleh sebab itu, tidak sedikit dari mereka yang berbicara dan berkata kasar kepada orang tua atau gurunya -na`uzubillah- padahal Allah  berfirman, “Dan bertuturlah kepada manusia dengan perkataan yang baik.” (QS. al-Baqorah: 83). Dalam ayat lain, secara spesifik Allah melarang berkata kasar terkhusus kepada orang tua kita, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.” (QS. al-Isro`: 23).

3.Mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan orang lain
Mendengar perkataan lawan bicara adalah salah satu adab dalam berbicara dan berkomunikasi, apalagi yang disampaikan oleh lawan bicara adalah firman Allah . Allah berfirman: “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(QS. al-`Araf: 204). Begitu juga halnya ketika seorang guru menyampaikan hadits Nabi saw dan ilmu-ilmu Islam.
Rasulullah saw telah mencontohkan bagaimana adab ketika kita berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain sekalipun ia orang kafir. Ketika kaum kafir Quraisy merasa terpukul dengan tersebarnya dakwah Nabi saw di Mekkah, akhirnya mereka bersepakat untuk menawarkan beberapa alternatif kepada Nabi saw agar beliau saw berhenti dari dakwahnya.
Datanglah salah seorang utusan dari mereka untuk menemui Nabi saw. Nabi saw berkata, “Katakanlah, saya akan mendengarnya”. Kemudian utusan Quraisy pun mulai menyampaikan keinginannya sampai selesai, lantas Nabi  bersabda lagi. “Sudah selesaikah anda” dia menjawab, Ya, sudah. Sekarang “Dengarkan dariku” kata Nabi . Subhanallah, alangkahkah mulianya akhlak Nabi  padahal kalau kita simak apa-apa yang disampaikan utusan Quraisy itu sungguh menyakitkan. Perhatikan diantara tawaran mereka, ‘jika kamu berdakwah karena kamu menginginkan jabatan dan kekayaan, kami akan berikan itu semua kepadamu atau jika kamu sudah gila, biarkan kami panggilkan dokter agar bisa mengobati penyakit gilamu’. Tapi Nabi  tetap di atas prinsipnya tak sedikit pun bergeming.

4.Berbicara jika mengandung kebaikan
Berbicara dalam hal yang tidak mengandung manfaat atau kebaikan apalagi membawa kepada kemudhoratan bagi pembicara maupun orang lain adalah salah satu tanda berkurangnya kesempurnaan iman seseorang. Dalam hal ini Rasulullah  pernah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya Islam menganjurkan berkata baik, tapi jika berkata itu berakibat buruk atau  tidak jelas, maka Islam memerintahkan untuk diam saja karena itu lebih aman dan selamat.

5.Tidak berdusta dalam berbicara
Dusta adalah sikap yang sangat dibenci dalam Islam bahkan Islam menjadikannya sebagai salah satu sifat orang munafik. Berdusta tidak diperbolehkan meskipun terhadap anak kecil, tapi sangat disayangkan hal ini sering kita jumpai di realitas masyarakat kita, dimana kita melihat orang tua sering menakut-nakuti anaknya dengan sesuatu yang tidak ada atau menjanjikan sesuatu tapi tidak pernah dipenuhi. Ada juga diantara manusia yang berkata dusta dengan tujuan menertawakan orang lain. Padahal Rasulullah  telah mendoakan kecelakaan bagi orang yang berbuat demikian. Nabi  bersabda, “Kecelakaan bagi orang yang berbicara lalu ia berdusta agar manusia tertawa karenanya, kecelakaan baginya , kecelakaan baginya.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

6.Memulai dengan salam sebelum berbicara
Etika yang diajarkan Islam sebelum berbicara adalah memberikan salam kepada lawan bicara. Jika kita ingin bertemu dengan seseorang baik orang tua, guru atau teman yang seiman, maka dahulukan dengan mengucapkan salam. Bahkan Rasulullah  melarang kita menjawab orang yang memulai berbicara kepada kita tanpa memberi salam terlebih dahulu.
Qudwah kita Nabi Muhammad  dalam haditsnya bersabda, “Barangsiapa memulai berbicara tanpa mengucapkan salam makan jangan kalian jawab.” (HR. Al-Baihaqi).


Demikianlah diantara adab-adab islam dalam berbicara dan berkomunikasi. Sekalipun rubrik ini khusus untuk pendidikan anak tapi tulisan ini juga sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pembaca, karena tiada hari yang kita lalui pasati kita pernah berbicara dan berkomunikasi. Semoga tulisan singkat dan sederhana ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah meridhoi setiap kata yang kita ucapkan dan setiap huruf yang kita tuliskan. Wallahu A`lam.


Sumber : http://www.elmajalis.com/2013/09/adab-islami-dalam-berkomunikasi.html

       : http:ahmadtabrani.web.id



Nama : Siti Awalyah. W
Nim : 181130004
Kelas/smt : Hes A/2
Tugas ICT





Rabu, 20 Februari 2019

Pentingnya Teknologi Dalam Islam


Pada zaman era milenial seperti sekarang ini banyak sekali orang-orang yang mengetahui tentang teknologi. Perkembangan teknologi sampai dengan saat ini berkembang pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan teknologi informasi, mulai dari system komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah.

Seperti kita ketahui saat ini, banyak kalangan masyarakat yang menggunakan teknologi-teknologi informasi yang sangat canggih, mulai dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Mereka berpikir bahwa teknologi pada zaman sekarang ini sangatlah canggih sehingga semua orang pasti mampu untuk menguasainya.

Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yg belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan yg jauh lebih baik dan bagus, sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan, gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengan megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.

Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini, umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa, serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama mengenai teknologi komunikasi dan teknologi informasi.

Dalam Al-qur’an dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk semacam perintah yang mewajibkan, menyurum mempelajari, pernyataan-pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran.

Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera.

Kesimpulanya Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu bahwa ia tidak tahu”. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa, dan daya cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di dalam dan pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam aktualisasi manusia.

Saran Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan taat pada aturan ajaran agamanya, hendaknya berawal dari diri sendiri dalam menyikapi terpaan perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Pergunakanlah manfaat yang postifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu bisa bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Dan Jauhilah atau buanglah manfaat negatifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu cenderung bersifat menjerumuskan kedalam kebathilan. Dikarenakan agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang, maupun di waktu-waktu yangg akan datang.



Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi



Nama : Siti Awalyah Wahyudin
Nim : 181130004
Kelas : HES-A/ Smt 2
Tugas : ICT 


Adab Berkomunikasi Kepada Orang Lain Menurut Pandangan Islam

Berbicara merupakan karunia luar biasa yang diberikan Allah saw kepada seluruh manusia. Berbicara bukanlah hal yang sulit. Setiap ha...